Broadband Internet berkecepatan Tinggi memacu Pertumbuhan Ekonomi
Amerika Serikat sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor tiga terbesar didunia setelah Cina dan India memiliki pengalaman yang menarik dalam memacu pertumbuhan ekonominya. Kisah ini terjadi sebelum Krisis Finansial Global yang diawali dari negeri ini.
Pada akhir 2008 di AS terdapat lebih dari 90% rumah yang sudah terhubung ke Jaringan Broadband Internet dengan kecepatan minimal768 kbit/s. Dari studi yang dilakukan oleh Nielsen pada akhir 2008, diperoleh sejumlah 220,141,969 orang yang mengakses Internet, dan dari angka ini diperoleh sejumlah 199 juta penduduk yang dapat mengakses Jaringan Broadband Internet di AS untuk berselancar di Web. Mereka ini dapat menyaksikan iklan2 multimedia penuh yang seperti ditampilkan di TV dengan sekali tekan tombol Mouse.
Hasilnya adalah beralihnya transaksi bisnis komersiil dan marketing dari media fisik dan offline ke media Internet Online. Koran2 tebitan cetak juga mengalami hal yang sama, beralih ke media online. Salah satu kunci majunya ecommece di AS adalah adanya kepercayaan masyarakat konsumen AS terhadap transaksi Online ini, baik dari segi pembayarannya melalui mediaKartu Kredit, PayPal, dan Google Checkout, dan lainnya, dan dari segi pengirimannya melaui USPS, UPS, DHL, dan layanan kurir lainnya yang cepat dan andal, serta kemudahan untuk mengembalikan barang yang tidak cocok atau tidak sesuai kualitasnya.
Online Banking telah mencakup 150 juta orang di AS. Dengan makin tingginya kecepatan Broadband Internet, maka diperkirakan ada 44 %-nya orang AS (dari 150 juta orang) yang dewasa ini melakukan seluruh transaksi perbankannya melalui Internet.
PricewaterhouseCoopers melaporkan pada tahun 2006 bahwa online advertising di AS mencapai US$ 16,9 Milyar per tahun dan akan terus meningkat. Presiden Barack Obama pada kampanye tahun 2008 y.l. dapat mengumpulkan dana sebesar US$1 juta dalam satu hari melalui donasi online.
Broadband Internet berkecepatan tinggi juga memungkinkan berbagai jenis layanan jasa dan innovasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional, seperti videoconferencing bermutu tinggi, sehingga menghemat waktu, biaya transportasi, penyewaan ruang kantor, dan biaya pertemuan lainnya.
Penduduk Indonesia yang dewasa ini sudah dapat menikmati layanan Broadband Internet diperkirakan mencapai sekitar 1 juta orang (silahkan dikoreksi), baik melalui jaringan serat optik, ADSL, kabel coaxial, jaringan microwave, WiFi, maupun jaringan seluler FWA, CDMA-EVDO dan GSM HSDPA. Kelemahannya ada di mutu layanan dan kecepatan transmisi yang masih rendah, sering terputus-putus. Hal negatif lainnya adalah masih belum banyak masyarakat yang dapat mempercayai transaksi menggunakan kartu kredit secara online, serta keandalan pengiriman barangnya.
Mudah-mudahan dengan dorongan MASTEL dan organisasi seperti IGADD(Indonesia Group Against Digital Divide), maka Pemerintahan Kabinet SBY jilid 2.0 serta para operator yang terkait dapat lebih memfokuskan pembangunan, perluasan dan perbaikan mutu layanan Jaringan Broadband, perbaikan faktor-faktor penghambat majunya ecommerce di Indonesia, untuk memungkinkan percepatan Pembangunan Nasional Indonesia guna mendekatkan kepada cita-cita nasional.
(sumber: Wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar