Kayaknya udah pernah dibahas ya di artikel copas2 yang dulu
tapi kayaknya pengen refresh lagi deh tentang broad band ...apa sih broadband sampe pemerintah pengen bikin palapa ring project segala ..
Teknologi broadband secara umum didefinisikan sebagai jaringan atau
servis Internet yang memiliki kecepatan transfer yang tinggi karena
lebar jalur data yang besar. Meskipun jalur data yang disediakan untuk
penggunanya sangat lebar, teknologi broadband biasanya membagi jalur
lebar tersebut dengan pengguna sekitarnya. Namun jika tidak ada yang
menggunakan, pengguna akan menggunakan sepenuhnya jalur lebar tersebut.
Teknologi
broadband atau pita lebar merupakan salah satu teknologi media
transminsi yang mendukung banyak frekuensi, mulai dari frekuensi suara
hingga video. Teknologi ini bisa membawa banyak sinyal dengan membagi
kapasitasnya (yang sangat besar) dalam beberapa kanal bandwidth. Setiap
kanal beroperasi pada frekuensi yang spesifik. Secara sederhana, istilah
teknologi broadband digunakan untuk menggambarkan sebuah koneksi
berkecepatan 500 Kbps atau lebih. Tetapi FCC mendefenisikan broadband
dengan kecepatan minimal 200 Kbps. Ada dua jenis jalur lebar yang umum,
yaitu DSL dan kabel modem, yang mampu mentransfer 512 Kbps atau lebih,
kira-kira 9 kali lebih cepat dari modem yang menggunakan kabel telepon
standar. Saat ini, teknologi broadband wireless merupakan tujuan utama
dari evolusi teknologi telekomunikasi.
Apa yang ditawarkan oleh
layanan broadband? Tentunya akses data multimedia berkecepatan tinggi
berupa layanan gambar, audio, dan video, termasuk video streaming, video
downloading, video telephony, dan video messaging. Melalui perangkat
yang mendukung teknologi tersebut, pengguna juga bisa mengakses hiburan
mobile TV dan mengunduh musik, serta melakukan komunikasi real-time
menggunakan teknologi fixed-mobile, seperti webcam melalui ponsel.
Broadband
adalah koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses Internet secara
cepat dan selalu terkoneksi atau “always on”. Kalau dirunut ke
belakang, sejarah broadband bergerak mulai dari ditemukannya kabel serat
optik pada tahun 1950, dimana sebelumnya kebutuhan komunikasi data
belum dibutuhkan dalam kecepatan tinggi. Baru pada 1990an muncul
kebutuhan yang besar terhadap transfer data kecepatan tinggi dan era
broadband mulai. Saat itu, andalannya lebih pada kabel serat optik.
Tahun
1999, perkembangan transfer data kapasitas besar dan kecepatan tinggi
mulai banyak digunakan, utamanya dengan maraknya layanan TV kabel yang
membutuhkan kabel modem. Saat itu, tak kurang dari 1,5 juta pelanggan TV
kabel semakin menyemarakkan era baru, broadband.
Namun, karena kabel
serat optik ini cukup mahal, maka perkembangan broadband boleh
dikatakan relatif lambat, dan penggunanya pun terbatas.
Belakangan,
meski TV kabel sudah banyak pelanggannya, perkembangannya lebih banyak
dipicu oleh munculnya teknologi ADSL (asymmetric digital subscriber
line). ADSL sanggup melewatkan jutaan bit informasi dalam hitungan detik
pada jaringan telepon biasa.
ADSL broadband bekerja pada dua
kecepatan, menerima dan mengirim data, sehingga sangat cocok digunakan
untuk browsing dan mengirim atau menerima e-mail. Kecepatan pengiriman
datanya, lebih lambat dibandingkan menerima data. ADSL standar menerima
data atau informasi pada kecepatan 2 Mbps (35 kali lebih cepat dari
modem standar) dan mengirim data pada kecepatan 256 Kbps (lima kali
lebih cepat). Namun, umumnya rentang kapasitas broadband antara 256 Kbps
dan 10 Mbps.
Selain ADSL, ada SHDSL Broadband (symmetric high
bit rate DSL), yang mampu mengirim dan menerima data pada kecepatan yang
sama, yakni hingga 2 Mbps. Karenanya, SHDSL ini sangat cocok digunakan
untuk berbagai bisnis yang
membutuhkan data dalam jumlah besar dan
kecepatan tinggi, misalnya mengirim dan menerima e-mail dengan lampiran
yang besar, file audio dan video. Broadband semakin menunjukkan
perkembangan pesat. Hingga akhir 2004 jumlah pelanggannya telah mencapai
140 juta dan pertumbuhannya sangat cepat.
Riset Yankee Group
memperkirakan bahwa pada 2008 mendatang akan terdapat 325 juta
pelanggan. Karenanya, broadband boleh dibilang merupakan teknologi yang
perkembangannya paling cepat dalam sejarah. Kalau telepon bergerak
(mobile phone) membutuhkan waktu 5,5 tahun untuk bertumbuh dari 10 juta
ke 100 juta pengguna di seluruh dunia, maka broadband mencapainya hanya
dalam waktu 3,5 tahun.
Pertumbuhan cepat tersebut sebagian besar
dipicu oleh perkembangan yang terjadi di kawasan Asia Pasifik, terutama
Jepang dan Korea Selatan. Dengan jumlah penduduk mencapai 48,6 juta
jiwa, dimana 10 juta penduduknya bermukim di Seoul, pada 2004 pengguna
Internet Korea telah mencapai 35,7 juta. Pada saat yang sama, dari
jumlah itu, 84 persennya (30 juta) merupakan pelanggan broadband, baik
menggunakan DSL maupun cable modem. Tahun 2008, Korea menargetkan untuk
mencapai 100% pelanggan broadband.
Di sisi lain, meski dapat
menggunakan bermacam-macam teknologi, namun operator tak dapat
menyediakan semua jenis teknologi itu, dan sebaliknya tak ada satu
teknologi untuk semua keperluan layanan broadband. Berbagai variasi
pilihan dan aspek bisnis yang didasarkan pada perkembangan kebutuhan,
sehingga dapat memberikan hasil yang optimal, baik dalam layanan maupun
perolehan bisnis, perlu menjadi pertimbangan strategis ke depan.
Perkembangan
ke depan, tampaknya tak lagi terjebak dalam mempertentangkan antara DSL
vs cable modem atau fixed-line vs wireless. Meski perkembangan nirkabel
menuju layanan 3G atau 4G juga tak kalah serunya. Saat ini ke depan,
tampaknya akan ada banyak pilihan, mulai dari sambungan kabel hingga
nirkabel, mulai dari ADSL, ADSL2+, VDSL, VDSL2, Ethernet, hingga Wi-Fi,
802.16 (WiMAX), dan FTTH (fiber-to-the-home) atau FTTB
(fiber-to-the-building). Nantinya, juga akan berkembang MBWA (mobile
broadband wireless access).
Pendekatan campuran, yang memadukan
beberapa kapabilitas, oleh John Giametto, Presiden Nortel Networks Asia,
disebut sebagai “ultrabroadband”. Ini merupakan pendekatan yang logis
untuk melayani beragam kebutuhan terhadap broadband. Ultrabroadband
merujuk pada berbagai kombinasi kebutuhan penyedia layanan.
Untuk
negara seperti Indonesia dan Thailand, membangun kabel bukan saja
sulit, tetapi juga mahal, alternatif nirkabel menjadi lebih logis. Ini
dibuktikan dengan upaya Telkom menggelar layanan ADSL dengan brand
TelkomLink Multi Media Access (MMA). Belakangan Telkom juga muncul
dengan produk Speedy.
Contoh lainnya, India. Di negeri Bollywood
ini, terdapat 40 juta sambungan telepon dan sekitar 4 juta komputer.
Dengan pasar di mana setiap rumah yang memiliki telepon hanya
sepersepuluhnya memiliki PC, maka sebaiknya tidak mengembangkan akses
Internet berkecepatan tinggi, melainkan langsung mengembangkan layanan
video, karena hampir setiap rumah pasti memiliki TV.
Karenanya,
perkembangan broadband mestinya mendukung apa yang disebut value-added
broadband, yang mampu memberi pengalaman baru yang mudah semudah
menghidupkan TV, apapun perangkat yang digunakan.
Namun,
tantangannya tak berhenti disana, karena untuk menyediakan layanan
seperti itu, yang berarti membutuhkan teknologi multi akses, diperlukan
tingkat interoperabilitas yang tinggi, sehingga memudahkan dalam
pengelolaan jaringan dan pelanggan. Tantangan lainnya adalah bagaimana
operator dapat bekerjasama dengan sejumlah penyedia konten untuk semakin
memperkaya layanan dan kontennya.
Tantangan untuk menyediakan
layanan broadband berbasis pelanggan, dengan begitu, harus terus
diupayakan. Andalannya, saat ini, tentunya tak hanya pada jaringan
kabel, melainkan juga nirkabel. Namun, ke depan ini setidaknya ada
beberapa teknologi yang prospektif untuk itu, yang dianggap sebagai
langkah selanjutnya dari perkembangan teknologi broadband, antara lain:
Metro Ethernet, VDSL/ADSL 2+, FTTH, IP Wireless, CDMA-1x EV-DO dan
WiMAX.
Sekian penjelasan singkat dari saya tentang broadband.
diambil dari http://hamam21.blogspot.com/2009/03/apa-itu-broadband.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar