JARINGAN TIK BROADBAND untuk MEMBANGUN NKRI
I. Teknologi sebagai Tonggak Perubahan Jaman
Perubahan jaman selalu ditandai oleh ditemukannya teknologi baru sebagai alat
bantu manusia dalam menjalankan roda kehidupan. Disebut jaman batu karena
manusia saat itu memanfaatkan teknologi batu, disebut jaman perunggu karena
manusia kemudian semakin maju dan beralih ke teknologi perunggu. Demikian
siklus peradaban terus berjalan, hingga saat ini peradaban manusia telah masuk
pada jaman ICT (TIK). Bila diamati sejak jaman revolusi industri di abad ke‐18, kini
manusia masuk pada siklus technoeconomy
kelima seperti ditunjukkan berikut ini.
Mampukah Indonesia memanfaatkan teknologi TIK untuk membangun bangsa?
Jawabnya tentu mampu asalkan pengelola negara (eksekutif & legislatif) bersinergi
dan memiliki pandangan yang sama terhadap teknologi TIK ini.
II. Kebutuhan dasar manusia: berkarya & berprestasi
Salah satu tugas utama pengelola negara adalah menciptakan peluang berkarya dan
peluang untuk berprestasi bagi seluruh warga negara. Peluang itu
peluang untuk berprestasi bagi seluruh warga negara. Peluang itu dapat diciptakan
dengan cara membuat kebijakan‐kebijakan yang didasarkan pada pemahaman atas
keseluruhan siklus dan rantai nilai dari teknologi TIK, sebagai berikut
Hingga saat ini, Indonesia masih berstatus konsumen teknologi; bukan produsen.
Namun demikian, dengan makin dominannya peran software dalam setiap produk
TIK, maka Indonesia punya peluang untuk membangun sebagian proses produksi
teknologi hitech ini dalam kerangka globalpartnership
berdasar mutualrespect.
Proses produksi TIK berarti lapangan kerja hitech yang akan menyerap banyak
tenaga kerja level tinggi yang selama ini banyak menganggur atau terpaksa lari ke
negara maju karena di negeri sendiri tidak tersedia lapangan kerja itu.
III. Bagaimana Indonesia memanfaatkan TIK saat ini?
Negara ekonomi maju adalah negara yang mampu memanfaatkan teknologi untuk
menciptakan kemakmuran; sebaliknya, negara ekonomi tertinggal adalah negara
yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik. Berdasar laporan ITU
tahun 2007, Indonesia yang merupakan negara besar ke‐4 di dunia, sementara ini
ada di urutan ke121
dalam hal memanfaatkan teknologi TIK. Berikut cuplikan
rangking dunia untuk ICTopportunityindex
IV. Kenapa harus broadband (:saluran yang lebar)?
Abad ini adalah abad‐TIK yang makna mudahnya adalah informasi yang dijejaringkan
(informasi dan komunikasi). Pengambil keputusan akan percaya‐diri dan cepat
dalam mengambil keputusan hanya bila cukup tersedia informasi dalam waktu yang
singkat. Informasi dan komando akan sangat cepat tersebar hanya bila tersedia
saluran yang lebar dan menjangkau seluruh wilayah negeri. Ragam informasi yang
mengalir dari dan ke seluruh pelosok NKRI akan dapat dipantau dan dikendalikan
bila jaringan TIK nasional direncanakan dan ditata dengan baik.
Kenapa broadband? Jawabnya sangat sederhana, yaitu karena dengan saluran yang
lebar ke semua pengguna, aplikasi apa pun dapat dengan leluasa dikembangkan dan
disediakan. Alasan lainnya adalah bahwa saat ini biaya untuk membangun saluran
broadband tidak jauh berbeda dengan yang tidak‐broadband (narrowband).
Why broadband?
Broadband is a key driver of economic growth
and the competitiveness of nations. Recent World
Bank research, presented in the Information and
Communication for Development 2009 report,
suggests that the contribution of broadband to
economic growth is indeed substantial, and may be
more profound than comparable narrowband or
voice-based ICTs, providing a boost of 1.38
percentage points on GDP growth in developing
countries for every ten percentage points increase
in broadband penetration (see Figure 1).
Broadband is a General Purpose Technology
(GPT) which is having a major impact on the way
in which we live and work. In this context and
given the significant economic and social benefits,
expanding affordable access to broadband is
becoming a high priority for governments of
developed and developing countries alike.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar